secarapks.blogspot.com SEMARANG -- Analis politik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, M. Yulianto, menyatakan Pemilihan raya (Pemira) yang digelar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebatas menguatkan soliditas internal kader.'Pemira itu sebenarnya bentuk lain dari konvensi calon presiden. Golkar dulu kan pernah menggelar konvensi capres zaman Akbar Tandjung, Partai Demokrat sekarang juga,' katanya di Semarang, Senin (2/12).Pengajar FISIP Undip itu menjelaskan pemira atau konvensi setidaknya memiliki tiga tujuan, yakni mengonsolidasikan struktur parpol dari tingkat paling bawah atau akar rumput hingga tingkat pusat.Kedua, kata dia, penguatan wacana untuk persiapan parpol menghadapi pemilihan presiden dan wakil presiden, Ketiga, upaya penokohan politik kalangan elite parpol untuk 'dijual' dalam pilpres.'Pemira atau konvensi sebenarnya tidak begitu berpengaruh untuk mendongkrak perolehan suara dalam pemilu legislatif. Pemira kan mencari figur capres yang bisa dijual dalam pilpres,' katanya.Oleh karena itu, kata dia, pemira PKS dengan konvensi capres yang digelar parpol lain untuk menjaring capres sebenarnya sama, tetapi proses dan mekanismenya saja yang berbeda.Berkaitan dengan citra PKS, ia menilai citra sebenarnya bergantung kepada harapan publik, mengingat selama ini PKS dikenal sebagai partai bersih dan jujur, tetapi tercoreng dengan kasus yang menjerat elitenya.'Kalau mau memulihkan citra di mata publik, PKS ya harus mampu meyakinkan masyarakat kembali bahwa parpolnya masih bersih dan jujur, misalnya lewat komitmen calon anggota legislatifnya,' katanya.Selain itu, ia mengingatkan bahwa PKS merupakan parpol yang dikenal sistemik atau sistem yang dibangun, bukan parpol yang bergantung dengan personifikasi figur yang dijadikan sebagai tokoh sentralnya.'Figur yang terpilih sebagai capres PKS lewat pemira nantinya juga tidak cukup bisa mendongkrak elektabilitas parpol. Namun, yang pasti didukung full power oleh mesin partai dalam pilpres,' kata Yulianto.
{ 0 comments... Views All / Send Comment! }
Post a Comment